Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pentingnya Aware Terhadap Kesehatan Mental

Jumat, 02 Desember 2022 | Desember 02, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-02T14:40:45Z

Suci Ramadhani, Duta Kesehatan Mental Indonesia LPI, (dok. pribadi)

Narasi Indonesia.com, MALANG- Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang keberadaan penyakit mental yang muncul di masyarakat namun masih dianggap aib oleh keluarga dan sesuatu hal yang tabu di kalangan masyarakat. Hal ini menimbulkan stigma yang masih mengelilingi masyarakat bahwa kesehatan mental itu tidak penting. Padahal, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mental yang sehat akan membuat pikiran menjadi positif sehingga tubuh akan berfungsi dengan baik secara emosional, psikologis, sosial dan akan mempengaruhi cara berfikir, merasakan,dan berperilaku. 


Menurut Undang Undang No.18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, Kesehatan jiwa adalah kondisi di mana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.


Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan mental individu, jika seseorang berada dalam lingkungan yang positif, maka kesehatan mental seseorang juga akan positif, begitu juga sebaliknya. Pandangan masyarakat yang masih sangat kurang terhadap kesehatan mental, karena faktanya kesehatan mental ini masih diabaikan dan dianggap tidak penting padahal kedudukan antara kesehatan mental dan kesehatan fisik sama pentingnya bagi kehidupan. 


Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 1,7 per mil. Hal ini berarti, 1-2 orang dari 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (Viora dalam Ika, 2015). Pada saat 2013, pengobatan gangguan jiwa tercatat bahwa kurang dari 10% orang yang mengalami gangguan jiwa mendapatkan layanan terapi oleh petugas kesehatan. Angka yang dapat dikatakan jauh dari harapan. Di tahun 2018, survei yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gangguan jiwa berat meningkat secara signifikan menjadi 7 per mil, yang artinya 7 dari 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (Depkes, 2018), atau meningkat 312% dari tahun 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, juga menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi (Rokom, 2021). Data tersebut menunjukkan bahwa negara Indonesia belum dapat menyelesaikan masalah kesehatan mental secara tepat serta adanya pandemi justru meningkatkan penderita gangguan jiwa, yang jika dibiarkan akan berdampak negatif.

Beberapa tahun terakhir tingkat kasus bunuh diri yang terjadi di Bima pun semakin meningkat. Berdasarkan informasi dari program pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas Jatibaru, jumlah keseluruhan kasus jiwa mencapai 122 kasus dengan kasus tertinggi adalah skizofrenia sebanyak 83 kasus, kasus insomnia 29 kasus,  dan sisanya adalah kasus gangguan psikotik akut, depresi, dan ansietas.  Tidak sedikit masalah kesehatan jiwa tersebut dialami oleh usia produktif, bahkan sejak usia remaja.  Salah satu penyebab depresi pada remaja itu kebanyakan disebabkan oleh beberapa faktor seperti terlalu banyak pikiran, faktor lingkungan, trauma, ataupun perubahan hormon. 


Jika individu merasakan sesuatu yang beda dari sebelumnya, misalnya konsentrasi belajar kurang, sering merasa sedih dan bahagia secara over, kehilangan semangat dan motivasi dalam beraktivitas, dan sering merasa tersinggung bahkan dengan hal-hal yang sebelumnya pernah dijadikan sebuah lelucon,  bahkan sudah sampai ke tahap self-harm, tapi masih saja merasa mumet dan malas jangan ragu buat cari "Professional Help". Sadar bahwa mental health itu naik turun, kadang juga merasa ok dan kadang merasa ngga dan itu tidak akan pernah off jika terus-terusan merasa bahwa "sudah biasa, dan ini tidak sama sekali penting". 


Masing-masing dari individu tentunya pernah mengalami masalah dan tentunya memiliki cara masing-masing untuk mengatasi masalah yang sedang dialami. Ada yang menyelesaikan masalah dengan mengatasi sendiri dengan cara melakukan hobi, mendengarkan musik, dan bahkan menulis buku. Namun, tak jarang individu yang memiliki masalah juga menyelesaikan masalahnya dengan membutuhkan teman, sahabat, keluarga, atau bahkan pasangan.  Namun, jika sudah berusaha meminta tolong terhadap orang-orang terdekat  namun tidak menunjukkan progres yang baik dalam penyelesain masalah pada saat itu jangan takut untuk meminta bantuan konselor. 


Dari kondisi tersebut, sudah seharusnya masyarakat lebih peduli lagi akan pentingnya kesehatan mental. Jadi, mulai sekarang jangan lagi meremehkan dan menggampangkan isu kesehatan mental kita. Kalau bukan diri kita sendiri yang merawat dan menjaga diri kita siapa lagi?


Penulis

Suci Ramdhani (Sekretaris Umum MADASANCAMBA)

 

×
Berita Terbaru Update