Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

76 Tahun HMI; LAPENMI PB HMI Agendakan Dialog Interaktif

Senin, 06 Februari 2023 | Februari 06, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-06T10:15:28Z

Dialog interaktif LAPENMI PB HMI Periode 2021-2023 (dok. istimewa)

Narasi Indonesia.com, JAKARTA-Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI) PB HMI Periode 2021-2023 mengagendakan Dialog interaktif dengan mengusung tema 76 Tahun HMI; Arah Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045, pada Sabtu (4/2/2023).


Dialog interaktif yang diselenggarakan lewat Instagram tersebut menghadirkan salah satu akademisi Kakanda Dr. Syafril, .M.Pd selaku Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai narasumber pertama dan Asran Siara sebagai Direktur Eksekutif LAPENMI PB HMI sebagai narasumber kedua.


Asran Siara menyampaikan bahwa pendidikan menjadi sektor strategis Negara, beberapa negara maju ditopang oleh pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu indikator penting pembangunan bangsa.


“Lapenmi akan menjadi salah satu wadah yang tetap konsisten mengawal pendidik sehingga membangun peradaban melalui pendidikan,” lanjutnya.


Dr. Syafril, M.Pd menyampaikan bahwa Indonesia emas 2045 menandakan 100 tahun Indonesia. Bukan hanya dialektika pendidikan, akan tetapi ekonominya.


Lebih lanjut Dr. Syafril memaparkan 2045 ditandai dengan fenomena bonus demografi, Indonesia tertinggi. 2036 diperkirakan usia produktif 60%. Urbanisasi Global 2038 ada penumpukan masyarakat di Kota, kota perlu memikirkan hal itu secara serius.


Pendidikan kita harus mulai dirubah pada paradigma. Pendidikan Indonesia mengarah pada Antroposentris. Oleh sebab itu, pendidikan harus mengarah pada Antroposentris.


Lebih lanjut, Dr. Syafril melanjutkan orientasi manusia harus diubah terlebih dahulu sebelum kurikulumnya. Kuliah tidak hanya menjadi ASN, kalau seperti itu orientasinya, pendidikan kita tidak menghasilkan apa-apa.


Bagaimana orientasi perlu di ubah, kuliah membangun jaringan, meningkatkan kemandirian, menghadirkan team work yang baik. Jika hal itu dibangun pendidikan akan sangat bermanfaat bagi Indonesia.


Pendidikan harus terlepas dari politik praktis, pendidikan ketika diintervensi maka tidak lagi otonom. Kalau beda pilihan maka akan terancam rotasi dan mutasi.


Pendidikan menjadi sasaran dari elit yang berpikiran praktis. Pendidikan sebagai nafas dan jantung sebuah bangsa. Ketika nafas dan jantung terganggu maka akan menyebabkan bangsa serangan jantung.*


M/NI


×
Berita Terbaru Update