DPW Merah Putih Institute Jatim gelar diskusi kepemudaan (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, MALANG-DPW Merah Putih Institute Jawa Timur gelar Diskusi Kepemudaan bertajuk eksistensi pemuda dalam membangun politik berkeadilan di Esensia Cafe & Space Malang Jawa Timur, pada Senin (6/2/23).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Merah Putih Institute Sutriyadi menyampaikan agenda diskusi tersebut bertujuan membangun kesadaran pemuda dalam menarasikan politik beradab ditengah polarisasi politik yang terjadi di Indonesia tahun tahun belakangan ini.
"Pemuda tidak boleh apolitis, kita harus terlibat aktif dalam proses perjalanan bangsa ini, termasuk proses politik. Karena yang kita tahu pemuda adalah pemimpin masa depan," ucap Sutriyadi.
Gelaran ini menghadirkan Dr.H Agus Dono W., M.Hum selaku Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Presiden Pemuda Asia Afrika Respiratori Saddam Al Jihad, Kolonel (Inf) M. Imam Gogor A.A selaku Dandrem 083 Baladhika Jaya Malang, Laily Fitriyah Liza Min Nelly Ketua DPD Partai Perindo Kota Malang dan Direktur Eksekutif Paarwa Institute M. Jusrianto sebagai narasumber.
Salah satu narasumber yakni, Respiratori Saddam Al Jihad mengatakan, Pemuda Indonesia harus terlibat aktif dalam mewujudkan eksistensi politik yang beradab. Untuk itu, lanjut Saddam, perlu adanya semangat dari pemuda untuk terus berkontribusi menciptakan politik yang berkeadilan.
"Pemuda memiliki posisi penting dalam membangun tatanan politik negeri ini bahkan dunia internasional. Karena sejak Indonesia ini berdiri pemuda tidak luput dalam proses pembangunan bangsa. Ada jong ambon, jong java, jong sumatera bond misalnya," ungkap Presiden Asia-Afrika Youth Government ini.
Selain itu, menurut Saddam, pemuda diharapkan untuk mengkampanyekan gerakan politik pangan. Sebab menurutnya, Indonesia mempunyai posisi sentral dalam ketahanan pangan di atas negara-negara lain.
"Kita coba geser pandangan kita tidak hanya berbicara tentang polarisasi terus-terusan, apalagi hal-hal yang berbau transaksional. Kedepan kita harus mulai kampanye politik pangan. Indonesia punya ketahanan pangan yang jauh lebih kuat di atas negara-negara lain termasuk negara maju. Harusnya dengan ketahanan pangan yang kita miliki bisa menjadikan kita digdaya dan mendigdayakan. Kita harus bisa memastikan negara betul-betul mensejahterakan rakyat," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Parwa Institute, M Jusrianto menuturkan Parpol seyogyanya menduduki posisi penting dalam sistem politik Indonesia.
"Agak menarik jika berbicara parpol. Sebenarnya dia (parpol) punya posisi penting. Mereka juga punya fungsi pendidikan politik meskipun mungkin dalam beberapa hal belum terlihat maksimal. Kita sebagai pemuda punya peran penting untuk menjadikan parpol kembali ke khittahnya," tegas Jusrianto.
"Tidak boleh kita sebagai pemuda hanya mengkritik, juga harus dengan solusi. Kita harus membuktikan bahwa kita bukan generasi yang tong kosong nyaring bunyinya, kita adalah pemuda yang layak diperhitungkan. Mari bersama-sama menyongsong Indonesia emas dengan passion kita masing-masing," tutupnya.*
M/NI