![]() |
Salah satu penelitian dosen Universitas Muhammadiyah Malang (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, MALANG-Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) kembali menjadi kampus yang masuk dalam klaster mandiri se-Nasional.
Bersama Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta terbaik lainnya, Kampus Putih tersebut
kembali membuktikan mampu menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi. Predikat tersebut
diterbitkan oleh Kemendikbud-Ristek pada 8 Maret 2023 lalu, pada Kamis (9/3/2023).
Wakil Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (DPPM) UMM Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, M.Si. menyampaikan rasa
syukur atas capaian tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi agar bisa mencapai klaster mandiri. Mulai dari jumlah riset dan
dana riset selama tiga tahun terakhir, jumlah publikasi jurnal internasional
dan nasional, bahkan juga jumlah buku yang disusun oleh para dosen, dikutip
pada laman resmi Universitas Muhammadiyah Malang.
“Jadi dalam aspek ini UMM memang sudah menjadi klaster mandiri
sejak 2013. Ini membuktikan bahwa penelitian dan pengabdian kami dinilai bagus
dan mumpuni,” pintanya.
Wakil Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (DPPM) UMMb sapaan Vina tersebut mengatakan bahwa masa pandemi tiga
tahun ke belakang memberikan dampak yang signifikan. Apalagi saat itu para dosen
dan peneliti tidak bisa turun langsung untuk riset dan laboratorium ditutup.
Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat para dosen UMM untuk terus berkarya dan
memenuhi syarat untuk menjadi kampus mandiri.
Lebih lanjut, ia berpandangan bahwa berbagai hasil
penelitian ini, sivitas akademika bisa lebih mudah mendapatkan ilmu dan
pengetahuan baru. Predikat mandiri dari Kemendikbud-Ristek ini juga menjadi
rekognisi yang baik bagi UMM.
Vina juga sempat membeberkan strategi yang dilakukan DPPM
UMM untuk bisa mencapai tingkat mandiri. Salah satunya dengan menggabungkan tim
dosen senior dengan dosen junior. Dengan begitu, akan ada banyak timbal balik
antara keduanya dalam menghasilkan hasil riset. Selain itu, hal ini dilakukan
sebagai langkah regenerasi dosen yang akan purna tugas nantinya.
“Kami bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Publikasi
Ilmiah (LPPI) untuk mendampingi dosen yang kesulitan menulis. Bahkan ada
beberapa pelatihan dan workshop sehingga mereka bisa lebih familiar dan lancar
dalam menghasilkan buku maupun jurnal internasional serta nasional. Kami juga
terus bersinergi dengan perguruan tinggi lain agar bisa memaksimalkan potensi masing-masing,”
terangnya lebih lanjut.
Menariknya, UMM juga mengambil kebijakan terkait penelitian
para dosen. Satu di antaranya yakni mendorong mereka untuk bekerjasama dengan
pihak luar negeri dalam melangsungkan penelitian. Dengan begitu, program ini
sejalan dengan visi UMM pada 2023 yakni mengembangkan internasionalisasi
kampus.
Dengan demikian ia berharap semoga klaster yang kita capai
sejak 2013 ini bisa terus dipertahankan dan dikembangkan. Dosen muda harus
terus bersemangat juga dengan peneliti serta dosen senior yang harus memberikan
pengalaman dan contoh. Sinergisitas keduanya akan memberikan hasil yang
maksimal, tutupnya.*
M/NI