Penandatanganan perjanjian kerjasama dengan YKBBI (dok. IPB) |
Narasi Indonesia.com, BOGOR-Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University menandatangani perjanjian kerja sama dengan Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (YKBBI) dan Solidaritas Alumni Sekolah Peternakan Rakyat Indonesia (SASPRI). Kerja sama ini menjadi salah satu langkah strategis dalam akselerasi pengembangan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) menuju 20 persen kabupaten se-Indonesia, pada Selasa (18/4/2023).
Prof. Muladno selaku Kepala PSP3 IPB University sekaligus penggagas SPR menyampaikan bahwa penandatanganan kerjasama ini diharapkan sebagai langkah awal bagi kepala pemerintah daerah dalam memantapkan daerahnya untuk membentuk SPR. Pasalnya, YKBBI merupakan mitra utama Asosiasi Pemerintah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) dalam implementasi integrated farming system, dikutip pada laman resmi IPB.
“Tumbuhnya SPR di kabupaten yang tergabung dalam YKBBI diharapkan mampu mengubah pola pikir petani, peternak dan nelayan rakyat untuk dapat berproduksi dengan lebih baik. Para petani, peternak dan nelayan dengan pola pikir profesional, pola pikir mandiri dan bisnis kolektif berjamaah,” terang Prof Muladno.
Melalui MoU tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi kolaborasi antara pemerintah dengan akademisi akan sanggup mengajak seluruh pihak untuk membangun sociopreneur dalam rangka memperkuat petani peternak dan nelayan rakyat.
Dr. Himmatul Hasanah selaku aktivis dan motor penggerak organisasi YKBBI mengatakan, dengan adanya SASPRI, para petani, peternak dan nelayan yang sebelumnya belum bisa bersuara akan mendapatkan wadah menyuarakan harapan mereka.
“Langkah ini tak lain agar pertanian, peternakan dan nelayan rakyat di Indonesia dapat dikelola menjadi lebih baik dan sejahtera,” ungkapnya.
Ia menuturkan, Kabupaten Sukabumi akan dijadikan contoh pembentukan SPR-SASPRI di kabupaten kepulauan dan pesisir se-Indonesia berdasarkan kerjasama PSP3 IPB University dan YKBBI. Setelahnya, disusul beberapa kabupaten lain seperti Karawang, Bandung, Lebak, Sinjai, Malang dan Batubara.
“PSP3 IPB University diharapkan dapat merekomendasikan kabupaten-kabupaten lain untuk membangun SPR pada tahap lanjutannya,” lanjut Dr. Himmatul Hasanah.
Selain itu, akan ada sesi bagi PSP3 IPB University untuk presentasi tentang SPR-SASPRI dan segera ada langkah tindak lanjut dalam bentuk Letter of Intent (LOI).
Dr. Bramada Winiar Putra selaku Ketua Bidang Stasiun Lapang SPR pengurus SASPRI Nasional menyambut baik langkah ini. Menurutnya, dukungan dari para pimpinan pemerintah daerah, terutama wilayah kepulauan dan pesisir akan semakin banyak SPR dan SASPRI yang berdiri di Indonesia.
“Hal ini akan meningkatkan kekuatan dan posisi peternak rakyat yang juga dapat diadopsi untuk pertanian rakyat, perikanan rakyat dan nelayan rakyat. Pasar pangan nasional akan semakin kuat sehingga dapat mendukung terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia,” tegas Ketua Program Sistem Usaha Pembiakan Ternak Rakyat Bergotong Royong Instansi (Supergrins) PSP3 IPB University ini.
Lebih lanjut ia menguraikan, dengan semakin banyak berdirinya SPR-SASPRI di Indonesia maka kesejahteraan petani, peternak dan nelayan rakyat akan semakin baik, sehingga mampu menjadi bidang ekonomi tangguh Indonesia.
“Dengan begitu, akan menarik energi muda untuk masuk dan terlibat dalam bidang pertanian, peternakan dan nelayan sehingga akan terwujud keberlanjutan kedaulatan pangan Indonesia sebagai pengejawantahan nyata dari terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Indonesia,” pungkasnya.*
M/NI