![]() |
Penulis Anjasmara (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, YOGYAKARTA-Alam kali ini tidak bersahabat dengan manusia, mungkinkah dia mengerti bahwa manusia serakah akan kelimpahan dirinya, mungkinkah ia mengetahui tidak ada balas budi manusia terhadapnya.
Kisruh pertanian 2023 terancam kritis ditengah perubahan iklim akibat fenomena EL-Nino. El Nino adalah fenomena alami yang terjadi ketika suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya. Hal ini menyebabkan terjadi transisi pola cuaca global yang dapat berdampak pada iklim di berbagai wilayah tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia (Kementan), apalagi fenomena El-Nino sangat besar berdampak pada sektor pertanian. Pada sektor Pertanian, El-Nino menjadi tantangan bagi perkembangan pertanian karena akan menganggu pola cuaca yang berefek pada tingkat produksi pertanian semakin menurun. Oleh karena itu, monitoring tentang pemahaman fenomena tersebut harus kompleks agar efektif dalam menghadapi perubahan iklim.
Maka, langkah-langkah strategis sekarang lagi dilaksanakan oleh Kementan. Karena fakta El-Nino hasil dari pembacaan dari NOAA dan International Research Institute For Climate and Society (IRI), meskipun kejadian ini dianggap lemah tapi perlu melakukan antisipatif sebagai perlindungan ketahanan pangan. Solusi dari permasalahan ini bukan hanya saja menjamin untuk penyediaan produk berkualitas agar terhindar dari hama dan penyakit, kekeringan, gangguan musim tanam dan penurunan kualitas tanaman, bahkan menyuruh untuk melakukan penanaman dengan cepat, karena ketakutan disebabkan oleh kondisi cuaca yang begitu ekstrim. Masalah ini hemat penulis salah satu kendala dan harus cepat menumbuhkan solusi, informasi BMKG, seperti dengan pengadaan pompa air, irigasi tetes (bagi tanaman hortikurtura) dan pompa hidrat bagi petani ditanah berlereng paling penting tersedia alsintan yang memudahkan segala proses pengelolaan pertanian.
Hal ini, akan memperumit dan merugikan bagi petani yang melaksanakan budidaya tanaman, ketika sumber penunjang untuk mendorong budidaya tidak terfasilitasi. Persoalan perubahan cuaca paradigmanya bukan difokuskan untuk menyelamatkan pertanian berkelanjutan, tetapi jaminan kesehatan bagi anak-anak paling utama sehingga priotas utamanya pertanian harus digenjot sedemikian mungkin, karena bicara pertanian sesuatu yang berkaitan dengan penguatan sumber daya manusia. Belum lagi pada keamanan pangan yang terancam akibat masalah El-Nino, karena proses utama pembentukan bakteri, penyakit, parasit atau racun berawal dari bahan baku (mentah), mengakibatkan pembusukan akibat iklim tidak netral.
Bagaimana langkah wilayah NTB, dengar kabar Bima dan Dompu, bahwa kondisi iklimnya agak panas, masak tidak akan berdampak bagi petani Bawang Merah, tiap tahun setelah selesai dan sesudah panen raya jagung mereka melakukan penanaman bawang merah, kalau begitu akan terancam, dalam kaitan ini pihak pemerintah harus lebih intensif untuk menekan institusi Dinas Pertanian dan Pangan agar lebih mengedepankan keselamatan pertanian NTB.
Kondisi Petani Gelisa di Momentum Politik
Bagaimana? rasa-rasanya petani akan mati melarat! kenapa bisa begitu? fenomena iklim ini tidak tepat munculnya, karena tidak ada hal yang diprioritaskan selain gren politik, lagi saling sikut menyikut-sudut menyudut, yah, untuk urusin petani setelah mereka mencapai misi koalisinya. Hemat penulis kondisi ini bagian dari peluang bagi mereka untuk menunjukkan peran dan kepeduliannya dalam mengentaskan permasalahan petani yang sedang mengalami keterancaman. Petani, selain dari intervensi pemerintah, mereka juga harus sadar akan perubahan iklim tersebut berdampak buruk bagi keberadaanya, seharusnya juga mereka sudah menyiapkan persediaan untuk keberlanjutan pembangunan pertanian. Karena kalau mengharap setinggi-tingginya pada pemerintah dengan kondisi yang relasi dengan politik, itu percuma saja karena sekarang titik fokusnya dalam mengoalskan kemenangan.
Terakhir dari penulis, dukungan Pemerintah cukup penting serta Lembaga lainnya karena solusi dari pemerintah untuk memberikan dukungan dan kepercayaan petani dalam menghadapi dampak El Nino dalam menyediakan informasi sebagai jembatan pengetahuan bagi petani. Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, petani dapat meningkat penting untuk melakukan perencanaan yang baik dan beradaptasi dengan perubahan iklim guna menjaga keberlanjutan dan ketahanan pangan. (Dikutip dari berbagai sumber Kementan Penyusun: Devied Apriyanto Sofyan (PMHP Muda Direktorat Serealia).*
Penulis
Anjasmara
Editor
M/NI