Keterangan Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara pada sesi KTT Rusia-Afrika di Saint Petersburg, Rusia, 27 Juli 2023 (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, JAKARTA-Presiden Vladimir Putin menegaskan Rusia tak menolak pembicaraan damai dengan Ukraina. Namun, dia menegaskan serangan balik Ukraina belakangan ini membuat pembicaraan damai sulit direalisasikan, pada Senin (31/7/2023).
Seperti dilansir Reuters Minggu 30 Juli 2023, Ukraina menyerang jembatan Krimea serta jantung pemerintahan Moskow menggunakan drone.
Putin menambahkan bahwa inisiatif negara-negara Uni Afrika yang disampaikan dalam pertemuan di Kota St Petersburg, Rusia, bisa menjadi dasar bagi perdamaian di Ukraina.
"Ada ketentuan-ketentuan dari inisiatif perdamaian ini yang sedang dilaksanakan. Tapi ada hal-hal yang sulit atau tidak mungkin diterapkan," kata Putin.
Mediasi Afrika untuk konflik Rusia dan Ukraina sebagaimana tercantum dalam inisiatif Afrika yang dirilis pada Juni lalu mengungkap, negosiasi bisa dimulai dengan langkah-langkah membangun kepercayaan.
Hal itu bisa diikuti dengan perjanjian penghentian permusuhan antara Rusia dan Ukraina disertai negosiasi antara Rusia dan negara Barat.
Putin mengatakan, salah satu poin inisiatif adalah gencatan senjata, namun jika melihat kondisi saat ini sulit untuk terwujud. "Tapi tentara Ukraina menyerang, mereka menyerang, mereka menerapkan operasi ofensif strategis skala besar. Kami tidak bisa menghentikan tembakan saat diserang," ujar Putin.
Saat disinggung apakah Rusia siap memulai pembicaraan damai, Putin menegaskan, "Kami tidak menolak mereka. Agar proses ini bisa dimulai, perlu ada kesepakatan dari kedua pihak."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menolak usulan gencatan senjata saat ini. Dia beralasan gencatan senjata akan menguntungkan Rusia karena memberi waktu bagi konsolidasi dan pengumpulan pasukan setelah invasi selama 17 bulan.*
M/NI