Muma Dena: Menuruni Anak Tangga Menara Gading (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, MATARAM NTB-BERADA dalam kenyamanan menara gading adalah impian setiap orang, tetapi ada juga orang yang rela menuruni anak tangga menara itu untuk berada di tengah-tengah masyarakat umum. Orang-orang semacam itu pantas disebut pemberani, sebab menantang risiko di tengah kenyamanan dan kemapanannya.
Tokoh kita satu ini termasuk pribadi yang berani keluar dari menara gading tersebut demi lebih dekat dengan masyarakat, khususnya memperjuangkan aspirasi masyarakat yang mengusungnya. Ia adalah Dr. Syamsuriansyah, M.M., M.Kes. Betapa tidak, posisinya sebagai Direktur Politeknik Medica Farma Husada Mataram tidak membuatnya menutup mata pada ikhtiar memperjuangkan nasib rakyat melalui jalur legislatif.
Berbagai anggapan miring pernah ditujukan kepada tokoh kita ini. “Apalagi yang ia cari, tidak puaskah dengan posisinya sebagai Direktur perguruan tinggi? Kerja politik itu tidak sama dengan kerja akademik!” bunyi selentingan yang menyangsikan kiprah sosok yang biasa disapa Muma Dena ini.
Sebagai pribadi yang mapan secara mental, suara sumbang semacam itu dianggap oleh tokoh kita ini sebagai wujud ekspresi cinta, sayang, dan perhatian. Sungguhlah kecil kapasitasnya jika saja tokoh kita ini tersinggung dengan “serangan” model itu. Iya, pilihan tokoh kita terjun di dunia politik tidaklah tanpa alasan. “Dunia politik harus dimasuki oleh orang-orang yang visioner, berani, cerdas, ulet, adaptif, bercita-cita luhur, dan amanah. Dengan latar belakang master manajemen, tentu kerja politis dengan kerja akademik bisa disinergikan, malah ide-ide dapat dirancang secara akademis dan diterapkan secara politis,” jawabnya santun di sela-sela waktunya bermain badminton bersama Labuapi Sport Academy yang dirintisnya.
Keuntungan bermuara pada Partai Perindo, sebab tokoh kita ini melabuhkan diri pada partai tersebut. Melihat kapasitas tokoh kita ini, tidak tanggung-tanggung Partai Perindo langsung menunjuknya sebagai Bendahara Umum DPW Partai Perindo Nusa Tenggara Barat. Sebuah posisi yang fantastis bukan?
Melihat posisinya yang strategis serta ditunjang oleh pendidikan doktoralnya, bukan suatu kemustahilan jika tokoh kita ini berada pada deretan nama-nama calon legislatif yang diusung bertarung di tingkat provinsi bahkan tingkat pusat. Hanya saja tokoh kita ini lebih memilih mewakili partainya di tingkat kabupaten.
“Saya telah lama hidup dan menjadi warga Labuapi. Tentu saya memilih untuk menjadi wakil atau delegasi dari tempat saya tinggal, sehingga perjuangan saya akan langsung dirasakan oleh warga saya sendiri,” ungkap tokoh kita yang akan bertarung di Dapil Labuapi dan Kediri Kabupaten Lombok Barat pada Pileg tahun 2024 nanti.
Duh, tokoh kita ini telah menapaki tangga menara gading demi memperjuangkan aspirasi masyarakat Lombok Barat khususnya Labuapi dan Kediri, membumi agar dirinya lebih bermanfaat untuk umat setelah puas dengan kegemilangan kampusnya yang go international, sebuah tanda bahwa tokoh kita ini total untuk terjun berpolitik.
Sudah saatnyalah warga Labuapi dan Kediri mengarahkan pandangan ke depan, meraih mimpi, menyatukan tekad untuk masa depan melalui figur tokoh kita ini, figur yang berpedoman pantang menyerah dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat yang mengusungnya.*
Penulis:
Sanggili
Editor:
DC/NI