Foto bersama tim dan para siswa (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, MALAYSIA-Upaya pemerintah Republik Indonesia untuk memberikan akses layanan pendidikan yang lebih luas pada semua warga Indonesia, tidak terkecuali mereka yang tinggal dan bekerja di luar negeri, khususnya di Semenanjung dan Sarawak Malaysia memerlukan perlakuan yang berbeda dengan wilayah-wilayah lain di dalam negeri Indonesia, pada Selasa (8/8/2023).
Pusat Kegiatan Belajar yang berbasis masyarakat atau Community Learning Center (CLC) sebagai solusi cerdas, mengingat untuk mendirikan Sekolah Indonesia yang formal di negara tersebut tidak mudah. Selain terkait dengan perijinan pemerintah setempat, penyediaan sumber daya untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran terkendala banyak hal, terutama tenaga pendidik yang menggerakkan kegiatan pembelajaran serta dukungan fasilitas belajar yang memadai.
Seiring dengan kebijakan Universitas Negeri Malang dalam percaturan pendidikan secara global, salah satu upayanya adalah turut berpartisipasi secara aktif meningkatkan keterlibatan civitas akademika melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi di negara-negara lain, baik lingkup negara-negara Asean maupun di luar Asean.
Terkait dengan hal tersebut, Tim PkM Universitas Negeri Malang yang diinisiasi oleh Prof. Dr. Mohammad Efendi M.Pd., M.Kes. lewat fasilitasi pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kuching, Malaysia, memberikan konsultasi teknis kepada para fasilitator warga belajar pada Community Learning Center (CLC) tentang pentingnya modifikasi learning material yang ada berbasis pada kearifan lokal pada tanggal 2-3 Agustus 2023, bertempat di Pasai Club House ladang sawit Pasira, Sibu, Sarawak, Malaysia.
“Ada kesulitan tersendiri untuk mengoptimalisasikan kegiatan pembelajaran di CLC-CLC di Kawasan Sibu, Miri, dan Bintulu – Sarawak, Malaysia. Hal ini semata-mata karena kondisi Sumberdaya Manusia (Guru bina dan Guru bantu) yang tersedia saat ini sangat tidak ideal untuk mengcover seluruh kegiatan pembelajaran yang ada," ujar Taufan Bahtiar selaku koordinator KP CLC untuk Kawasan di sela-sela kegiatan tersebut.
“Patut disadari bahwa eksistensi CLC-CLC yang ada di ladang-ladang perkebunan sawit ini memiliki peran strategis, selain berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk mengembangkan potensi spiritual, kognitif, social, emosi, dan kinestetik peserta didik dari putra-putri Pekerja Migran Indonesia (PMI), juga berperan sebagai motivator untuk mendorong putra-putri Pekerja Migran Indonesia mau melanjutkan studi ke level SLTA di sekolah-sekolah yang ada Indonesia melalui berbagai skema yang ada," lanjutnya.
“Idealnya UM sebagai LPTK penghasil tenaga guru yang kompetitif, bisa ikut berpartisipasi dengan menerjunkan mahasiswanya lewat program PPL/KKN internasional ke CLC-CLC di ladang-ladang Pekerja Migran Indonesia (PMI). Keberadaan program bisa menjadi ajang tukar pengalaman baru diantara mereka, juga dapat membantu mengajar Guru Bina dan Guru Bantu yang jumlah sangat terbatas," pesan Ibu Fitri Tjandra selaku Diplomat Karir KJRI Kuching saat melepas keberangkatan rombongan Tim UM dan Matahati ke ladang-ladang sasaran tempat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.*
M/NI