Sekjen PBB (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, JAKARTA-Israel meradang usai
mendengar pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
Antonio Guterres tentang Hamas, di rapat Dewan Keamanan PBB (DK PBB).
Diberitakan AFP, dalam sesi pembukaan DK PBB,
Guterres mulanya menyampaikan bahwa tidak ada alasan bagi milisi Hamas
Palestina melakukan serangan "mengerikan" pada 7 Oktober lalu yang
telah menewaskan setidaknya 1.400 orang Israel.
Namun, ia kemudian bicara bahwa serangan balasan
Israel di Jalur Gaza merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter
internasional, meski dirinya tidak menyebut gamblang "Israel".
"Saya sangat prihatin dengan pelanggaran yang
jelas terhadap hukum humaniter internasional yang kita saksikan di Gaza. Biar
saya perjelas: Tidak ada pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas
hukum humaniter internasional," kata Guterres, seperti dikutip AFP, pada Selasa
(24/10/2023) dikutip pada laman resmi CNN Indonesia.
Guterres lalu melanjutkan bahwa serangan Hamas di
Israel "tidak terjadi begitu saja". Sebab Palestina, menurutnya,
telah "mengalami 56 tahun pendudukan yang mencekik" oleh Israel.
Ia lantas mendesak kedua belah pihak untuk segera
melakukan gencatan senjata agar konflik tidak meluas.
Mendengar pernyataan Guterres, Menteri Luar Negeri
Israel Eli Cohen marah besar. Sambil menunjuk-nunjuk Guterres dan bersuara
tinggi, Cohen menyinggung sejarah warga Israel yang tewas, termasuk anak-anak,
dalam serangan tunggal.
"Tuan Sekjen, di dunia apa Anda
tinggal?" kata Cohen.
Cohen juga menyangkal kekerasan dalam pendudukan
Israel di Palestina yang disebut Guterres menjadi alasan dari serangan Hamas
baru-baru ini. Cohen mengatakan Israel justru telah memberikan Palestina
"hingga milimeter terakhir" wilayah mereka, dengan penarikan pasukan
Tel Aviv pada 2005 silam.
Senada dengan Cohen, Duta Besar Israel untuk PBB,
Gilad Erdan, juga berang dengan komentar Guterres. Erdan dengan tegas menuntut
Guterres mengundurkan diri dari jabatan.
"Sekretaris Jenderal PBB yang menunjukkan
pemahaman terhadap kampanye pembunuhan massal anak-anak, perempuan, dan orang
tua tidak cocok untuk memimpin PBB," tulis Gilad Erdan di X atau Twitter.
"Saya menuntutnya untuk segera mengundurkan
diri. Tidak ada pembenaran atau gunanya berbicara dengan mereka yang
menunjukkan belas kasihan atas kekejaman paling mengerikan yang dilakukan
terhadap warga Israel dan orang-orang Yahudi," tutupnya.*
(m/NI)