Penulis, Izul Islamudin (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, PONTIANAK-Tulisan ini merupakan coretan penulis dari lensa mines 4.0 melihat dinamika yang terjadi di tengah-tengah momentum politik, pertarungan yang menguras pikiran, tenaga, bahkan materi.
Kongres ke-XXXII Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi panggung pertarungan antara gagasan yang progresif dan kepentingan elit yang mendasar. Dalam momentum krusial ini, seluruh kader HMI se-Indonesia bersatu untuk membahas isu-isu kritis, terutama mengingat Kalimantan Timur menjadi sentral Ibu Kota Negara ke depannya.
Pertarungan gagasan terfokus pada visi pemikiran kritis untuk menciptakan transformasi sosial dan kebangkitan intelektual. Mahasiswa menghadirkan ide-ide inovatif yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan peran strategis Kalimantan Timur sebagai potensi pusat ibu kota.
Di sisi lain, pertarungan kepentingan elit menciptakan dinamika politik yang mencerminkan perjuangan merebut kendali dalam arah kebijakan dan investasi di masa mendatang. Kelompok elit berusaha mengamankan keuntungan ekonomi dan politik, mempertimbangkan relokasi ibu kota sebagai peluang besar.
Kongres ini, dengan segala kompleksitasnya, menjadi kawahcandradimuka bagi kader Himpunan Mahasiswa Islam. Mereka dihadapkan pada tantangan untuk menyatukan aspirasi dalam wadah gagasan progresif yang mengintegrasikan kepentingan demi kemajuan bangsa Indonesia.
Pertemuan tersebut diharapkan bukan hanya sekadar forum untuk saling menyalahkan satu sama lain, akan tetapi juga wadah transformasi kebijakan yang memastikan peran sentral Kalimantan Timur dalam masa depan Negara. Sebagai pemantik perubahan, Kongres HMI XXXII di Pontianak memiliki potensi untuk menjadi pilar kebangkitan intelektual dan kesejahteraan rakyat Kalimantan, bahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menuju Indonesia Emas 2045: Ibu Kota Negara sebagai Tonggak Perubahan
Indonesia menatap masa depan dengan ambisi besar melalui Visi Indonesia 2045, yang menggambarkan cita-cita untuk menjadi negara maju. Salah satu langkah monumental menuju pencapaian visi ini adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang tidak hanya menjadi pusat administrasi, tetapi juga simbol transformasi Nasional.
IKN direncanakan sebagai penanda perubahan orientasi pembangunan menuju Indonesia-sentris. Dengan membangun identitas Nasional yang kuat, proyek ini tidak hanya menjadi infrastruktur fisik, tetapi juga representasi nilai-nilai dan warisan budaya Indonesia.
Transformasi ekonomi menjadi fokus utama melalui IKN. Dengan infrastruktur modern, kawasan ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, dan menciptakan lapangan kerja. IKN diharapkan menjadi pusat inovasi, teknologi, dan bisnis yang akan mempercepat Indonesia dalam persaingan global.
Perubahan ini juga mencakup perhatian pada keberlanjutan lingkungan. Rencana pembangunan IKN memasukkan elemen-elemen ramah lingkungan, menciptakan model kota masa depan yang seimbang antara perkembangan ekonomi dan pelestarian alam.
Melalui Ibu Kota Negara, Indonesia bukan hanya membangun sebuah kawasan administratif baru, tetapi sebuah simbol keberanian untuk mengubah takdir dan mengukir masa depan gemilang. Langkah ini bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang menciptakan identitas yang kuat dan berkelanjutan bagi Indonesia Emas 2045.
Generasi Muda dan Tantangan Global: Peran Kader HMI dalam Membentuk Pemimpin Berkualitas
Generasi muda memiliki peran krusial dalam merespons tantangan global yang semakin kompleks. Dalam konteks ini, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) muncul sebagai kekuatan yang mampu menghadirkan pemimpin berkualitas insan cita untuk mengemban tugas-tugas besar di masa depan.
Pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh HMI menciptakan lingkungan yang merangsang pemikiran kritis, keberanian berpendapat, dan semangat kepemimpinan. Kader HMI dilatih untuk tidak hanya memahami isu-isu global, tetapi juga untuk menjadi agen perubahan yang berdaya tindak.
Pemimpin yang dihasilkan oleh kader HMI diarahkan untuk menjadi solusi bagi tantangan global, baik yang berkaitan dengan keberlanjutan, perdamaian, kemiskinan, atau ketidaksetaraan. Mereka didorong untuk menjadi visioner, berinovasi, dan berkolaborasi lintas sektoral demi mencapai tujuan bersama.
Selain itu, nilai-nilai keislaman yang ditanamkan oleh HMI memberikan dimensi etis yang kuat pada kepemimpinan generasi muda. Pemimpin yang berasal dari kader HMI diharapkan tidak hanya sukses secara materi, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dengan adanya kader HMI yang terampil dan berkomitmen, generasi muda memiliki peluang untuk menjadi kekuatan positif yang mampu menjawab tantangan global. Pemimpin berkualitas insan cita yang dihasilkan oleh HMI menjadi aset berharga dalam membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.*
Penulis:
Izul Islamudin (Fungsionaris Bakornas LAPENMI PB HMI Periode 2021-2023)
Editor:
(k/NI)