Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kabupaten Bima Butuh Pemimpin Alternatif

Minggu, 14 Januari 2024 | Januari 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-14T11:43:26Z

Foto penulis (dok. istimewa)

Narasi Indonesia.com, MATARAM-Sebagai sebuah daerah yang memiliki kultur politik tradisional turut menjadi perhatian di tengah kemajuan gaya politik (political style) Global dan Nasional sehingga memungkinkan untuk tetap berada pada daerah tertinggal selama sistem politik tidak di upayakan untuk transformasi besar-besaran, makna dari politik tradisional merupakan bangunan politik yang bersandar pada output kebijakan pragmatisme. dalam memajukan taraf politik daerah Kabupaten Bima butuh pemimpin yang punya kapasitas inovatif atas jaman dan dekat dengan kegiatan normatif rakyat, inilah salah satu dari banyak ciri Pemimpin Alternatif.

Mengawali dengan kalimat yang pernah disampaikan K.H Agus Salim (Pahlawan Nasional) “Memimpin adalah menderita (Leiden is lijden)”, sebagai renungan sejenak yang disampaikan oleh K.H Agus Salim untuk melihat bagaiman murkanya pemimpin kita saat ini menjadikan sebagai permainan. Agus Salim dikenal sebagai salah satu tokoh perjuangan nasional. Ia diplomat ulung dan disegani, namun sangat sederhana dan sangat terbatas dari sisi materi. Jika dicermati, ungkapan tersebut sangat sarat makna. Memimpin adalah amanah bukan hadiah. Memimpin adalah sacrificing, bukan demanding. Memimpin adalah berkorban, bukan menuntut, Kabupaten Bima butuh sosok pemimpin yang mencerminkan tokoh-tokoh seperti ini.


Tesis atas gagasan pemimpin alternatif  muncul karena fakta politik Kabupaten Bima selama ini dan di perparah dengan situasi dua tahun terakhir prestasi Kabupaten Bima sangat rendah baik tingkat keamanan, pembangunan dan pemberdayaan sumber daya manusia sebagai basis dasar menuju Indonesia Emas dan tranformasi digital, watak yang dimunculkan dari pemimpin pragmatis malah membuat ketertinggalan dari daerah-daerah lain. Politik pragmatisme cenderung menjadikan politik sebagai sarana untuk mencapai keuntungan dan kepentingan pribadi “Pemimpin yang dihasilkan melalui politik pragmatisme akan menghasilkan pemimpin yang liberal”. Teruntuk buat akademisi, aktivis, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan mungkin perangkat kerja daerah yang memiliki kepedulian atas kehidupan yang lebih baik akan mengakui secara lugas bahwa kepemimpinan Bupati Bima Hj.Indah Damayanti Putri  hadir sebagai representasi dari keluarga dan lingkaran tertentu (pragmatis), kalau pada PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) mendatang mengusung anaknya yang sekarang ketua menjabat DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Bima Muhammad Putera Ferryandi untuk Calon Bupati berarti bukti kongkrit atas kehausannya dengan Jabatan Pragmatis dan menambah hasrat memonopoli Kabupaten Bima ke depan, kalau kita semua cinta terhadap kabupaten bima jangan biarkan bagian dari mereka berkuasa.


Siapa bagian dari mereka (pemimpin pragmatisme), bagian dari mereka bukan hanya saja darah yang mengalir dari keluarga HJ.Indah Damayanti Putri tapi kelompok-kelompok yang punya kepentingan tertentu seperti halnya para Calon Bupati yang kemarin bertarung itu adalah bagian dari kelompok-kelompok yang besar kemungkinan mengarah  ke pragmatisme, dua kali PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) Kabupaten Bima yang ikut berkompetisi adalah kelompok pragmatisme (2015-2020), Rasa optimis saya Kabupaten Bima bisa dipimpin oleh orang biasa yang lahir dari kesehariannya bersama rakyat (ikut memperjuangkan hak rakyat) dan sudah terlatih sejak  dini (sebelum menjadi bagian institusi pemerintah), sebagai ciri pemimpin alternatif yang di maksud juga adalah memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan yang di amalkan untuk kebaikan bersama.


Kegaduhan Kabupaten Bima muncul dimana-mana (aksi protes) dan orang yang tidak berpihak dengan segala kebijakan daerah Kabupaten Bima harus memajukan perspektif kearah politik untuk merubahnya secara struktural dan bersatu dengan kelompok yang tidak memiliki banyak uang dan akses kekuasan lebih dengan membangun kekuatan politik alternatif demi menjawab kesejahteraan bersama, konsep dan caranya butuh mendiskusikan bertahap.

 

Mengenal Pemimpin Alternatif

Pemimpin yang efektif memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, bagaimana memotivasi teamwork, menangani dan mendelegasikan tanggung jawab, mendengarkan umpan balik (feedback), dan memiliki fleksibilitas untuk memecahkan masalah di tempat kerja yang selalu berubah.


Kenapa haru Pemimpin Alternatif?, Alternatif dalam hal ini adalah terminologi politik sebagai jalan akselerasi untuk mencapai harapan yang di impikan lewat jalan politik kepentingan bersama, sebagai mana jalan politik yang di cita-citakan oleh pemimpin sekarang (pragmatis) tidak mencapai hasil yang di inginkan secara bersama. Pemimpin alternatif sebagai antithesis pemimpin pragmatis yang hanya mementingkan diri dan kelompok tertentu.

 

Kesadaran politik masyarakat Bima sangat tinggi dengan melihat tingkat antusiasme setiap PILKADA berlangsung dengan perdebatan di tongkrongan (Sarangge)sampai memusuhi saudara sedarah gara-gara beda pihan politik, orang yang memilih pada akhirnya dikhianati dengan mudah padahal sudah mengorbankan semuanya. Setelah pemilihan Bupati berlangsung dengan gampang terjadi mutasi jabatan, pergantian jabatan baru dan rakyat biasa yang tidak memiliki jabatan di institusi pemerintah benar-benar tidak di untungkan sedikitpun dari program daerah selama ini, bantuan sosial rata-rata didistribusi langsung dari pemerintah pusat, pada pengembangan ekonomi daerah di bentuknya BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) malah menghabiskan anggaran yang ada, yang harusnya menjadi sumber pendapatan daerah.

Dengan tingkat politik yang sangat antusias mari manfaatkan untuk kebaikan bersama dan memajukan daerah, kita insaf atas sikap politik yang selama ini salah total dengan benar-benar melihat orang yang sadar sosial dan punya keterampilan dalam memimpin Kabupaten Bima ke depannya. Pemimpin alternatif Kabupaten Bima lahir sebagai pembeda dari gaya kepemimpinan pragmatis  yang tidak peduli dengan kesejahteraan mayoritas masyarakat, dengan pemimpin alternatif menjanjikan Kabupaten Bima layak di perhitungkan dalam urutan daerah Kabupaten termaju secara ekonomi, politik dan budaya masyarakat, Siapa pemimpin alternatif tersebut :

1. Lahir dari kelompok masyarakat pro-demokrasi (aktivis sosial);

2. Kemampuan intelektual dan praktek yang mumpuni;

3. Tidak memiliki watak kompromis;

4. Tidak terlena dengan harta kekayaan dengan memanfaatkan jabatan politik;

5. Siap di uji kelayakan oleh publik;

6. Menghargai kultural kearifan lokal.


Enam ciri diatas merupakan poin umum sebagai rujukan kalaupun di kategori sebagai sebuah konsep yang ideal tentang Pemimpin Alternatif  (tidak lari jauh dari enam poin tersebut), mendiskusikan harus dimulai dari sekarang oleh seluruh kelompok aktivisme Kabupaten Bima untuk menstimulasi kekuatan masyarakat sipil.


Cukup memungkinkan Kabupaten Bima bisa melahirkan pemimpin berdasarkan standar-ketentuan bervisi kerakyatan (bukan orang kaya raya “hal sederhana yang bisa di pahami”), sebab dari kalkulasi saya mayoritas masyarakat bima untuk anak muda kelahiran tahun 1995 keatas mayoritas berpendidikan tinggi dan terpapar oleh paham aktivisme mahasiswa yang membicarakan kemajuan suatu bangsa, mari kita bungkus lebih kecil obrolannya untuk memajukan daerah Kabupaten Bima yang sedang dalam keadaan darurat politik ini. hal yang paling memungkinkan untuk membuat pembahasan Pemimpin Alternatif lebih ramai adalah tugas kelompok mahasiswa merumuskan menjadi pembahasan yang sangat mendesak baik itu melalui seminar, kuliah umum dan memajukan lewat karya tulis ilmiah (Skripsi, Jurnal, Artikel dll).


Sebagai mayoritas masyarakat Bima yang beragama Islam saya memberikan kalimat penutup dari ulama besar kita, politik mendapat kedudukan dan tempat yang hukumnya bisa menjadi wajib. Para ulama kita terdahulu telah memaparkan nilai dan keutamaan politik. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa Dunia merupakan ladang akhirat. Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan dunia. maka jadikanlah politik sebagai ladang kebenaran  menuju akhirat dengan kemanusiaan (humanis) sebagai puncak pengabdian politik Daerah Kabupaten Bima, Pemimpin Alternatif adalah kebutuhan yang sangat mendesak sebagai obrolan publik dan rakyat sipil harus membangun kekuatan otonom sendiri (politik sebagai ibadah).*

 

Tulisan ini sengaja dibuat berseri sehingga muatan kritikan beserta masukan dan saran  untuk dimuatkan dalam seri berikutnya (Pemimpin Alternatif ), Seri 1 sebagai pengantar.


Penulis: 

Fahrul Ramadhan (Bima Opposition Community Qualification)


Editor:

(m/NI)


 

×
Berita Terbaru Update