Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Rabangodu Selatan Punya Aset 2024 Kita Damai dan Kita Solid

Sabtu, 10 Februari 2024 | Februari 10, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-11T07:26:17Z

Penulis, Arief Rachman (dok. istimewa)

Narasi Indonesia.com, BIMA NTB-Pemilu 2019 telah memberikan kita gambaran bahwa masyarakat Kelurahan Rabangodu Selatan punya banyak aset sumber daya manusia, entah itu tim market politik untuk calon mana saja dan berhasil memenangkannya, bahkan yang mencalonkan diri juga ada. Jumlahnya lebih dari 4 untuk Caleg DPRD Kota Bima dan belum lagi yang mencalonkan diri di tingkat Provinsi lebih kurang 1 hingga 2 orang.


Benar adanya, di tahun 2019 ada orang Rabangodu Selatan yang berhasil mendapatkan kursi di DPRD Kota Bima, tapi itu bukanlah suara keterwakilan penuh (Nilai Solidaritas Tanpa Mata Uang) dari masyarakat Kelurahan Rabangodu Selatan. Bayangkan warga asli Rabangodu Selatan yang mendapatkan kursi tersebut, hanya mendapatkan perolehan suara yang tidak lebih berkisar di angka ±500 suara. Padahal jelas, Rabangodu Selatan yang seharusnya menjadi daerah basis.


Hal itu, membuat Rabangodu Selatan gagal lagi untuk mensolidkan dirinya mengantarkan keterwakilan (keterwakilan yang dimaksudkan tidak sekedar fisik tapi juga secara ide, lain karena pengakuan wara dou Rabangodu Selatan ma ndadi dewan mpoa) Padahal jelas dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang cukup, (Tahun 2019 yang berkisar diangka ± 2.700) seyogyanya kita dapat memenuhi kuota dan menghantarkan dua bahkan tiga Caleg tingkat Kota dan satu Caleg tingkat Provinsi yang memenuhi standar ideal keterwakilan.


Bukan sekedar sudah ada Caleg dari Rabangodu Selatan dan ada yang menang. Tapi nilai solidaritas yang tinggi, penekanan nilainya ada pada point tersebut. Mari melirik sejarah tersebut dan bayangkan secara seksama. Fakta yang pertama ialah dengan jumlah DPT di tahun 2019 yang berkisar ± 2.700. Dan caleg Rabangodu Selatan yang berhasil duduk/menang hanya mendapat suara ±500. Artinya ada 2.000 atau 1.500 atau kita perkecil lagi 1.000 suara lagi kemana?


Ini menggambarkan anomali, kelemahan nilai solidaritas. Apa yang terjadi? Rabangodu Selatan saling menghardik, saling sikat dan menyikut antar sesama caleg pribumi asli Rabangodu Selatan. Memperlihatkan sikap egosentris dan keangkuhan tanpa adanya rasa legowo dan lebih pada mementingkan kepentingan pribadi mengakibatkan kita gagal memanfaatkan sumber daya manusia yang ada. Miris ini memang! Krisis kesadaran politik itu fakta!.


Untuk itu, perlu kiranya kita Rabangodu Selatan memahami dan memantapkan diri. Pileg 2024 kali ini, merupakan waktu yang tepat untuk kita semua guna menumbuhkan nilai solidaritas yang tinggi.

 

INILAH SAATNYA, INILAH WAKTU YANG TEPAT!

"Kekeliruan 2019 Tidak Untuk Diulangi Kembali”

 

Dengan jumlah DPT Rabangodu Selatan di tahun 2024 ini ialah ±2.850 sekian. Sudah saatnya kita memetakan kepentingan kelurahan Rabangodu Selatan dalam satu frame pandangan politik. Pertama Kita Butuh Keterwakilan, Kedua Keterwakilan bukan Keterwakilan yang abal-abal. Ketiga kita butuh solidaritas, Keempat Solidaritas, Kelima Solidaritas, terakhir tetap Solidaritas.


Artinya, DPT ±2.850 tersebut, Nggahi Mbojo na Ain toip wara dou ma ka iha nilai asas solidaritas, semisal wara dua dou na dou Rabangodu Selatan ma calon DPR. Ndawi komitmen bagi dua suara masing-masing mengantongi minimal 1.000 suara, wi'impa 500 lebih suara sisana ru'u ma wara keluarga na ma caleq ta ari dou rasa. Atau watisih ndedena ain kapenti dou ta ari rasa, (semisalnya dou ta dei rasa Rabangodu Selatan dan dou ta ari rasa sama-sama mpa bagi sembako atau mbei bantuan, nilai na sama, tahompa kasabua nggahi caki dou ta dei rasa).


Apalagi semua itu didukung dengan kondisi, di tahun 2024 kali ini para orang-orang hebat Rabangodu Selatan yang mencalegkan diri berbeda partai politik pengusung antar satu sama lainnya.


Na ncoki nggahi dou? Tidak ada yang tidak bisa jika semua di awali dengan niatan yang baik, diskursus antar tokoh pemuka muda dan tua, agama dan sosial, semasih ada waktu yang tersisa. Kenapa itu penting? Karena ini daerah basis, karena demikian kita hadirkan keseriusan keterwakilan tio dana ro rasa ndai, menghindari dewan ‘saya bisa duduk bukan karena suara basis, tapi karena suara sayap, suara saya diluar Rabangodu Selatan lebih banyak'.


Keseriusan Keterwakilan (Pertimbangan Lingkungan dan Geografis) Fakta pertama, mereka lahir dan hidup di Rabangodu Selatan, otomatis mereka akan kembali dan berjuang atas nama Rabangodu Selatan. Nilai Maja Labo Dahu akan selalu terpatri dalam kehidupan mereka ketika besok telah berhasil mendapatkan kursi Legislatif.  Tugas dan Fungsi Sebagai Keterwakilan (Ide dan Fisik)  Fakta Kedua, Karena lahir dan hidup di Rabangodu Selatan, mereka tau apa dan bagaimana cara kita, masyarakat Rabangodu Selatan hidup.


Cukup dengan dua jawaban saja kita dapat mengartikan, yang pada akhirnya orang-orang yang kita berikan kepercayaan lewat pencoblosan calon legislatif tersebut sangatlah penting memahami desain manajemen krisis/Analisis SWOT : Tahu masalah, tahu potensi dan tahu cara memanfaatkan hingga mengendalikan sumber daya yang ada.


Oleh sebab itu, sebagai anak dari Rabangodu Selatan penulis memimpikan 2024 kita punya sifat kedermawanan, bermartabat, rasa dan jiwa saling menghormati, menghargai antar satu sama lain, hingga menjauhkan diri dari tabiat crab mentality.


Nah, perilaku kepiting dalam ember ini dianalogikan seperti pola perilaku manusia yang disebut dengan crab mentality. Crab mentality atau mentalitas kepiting merupakan pola perilaku dimana seseorang mencoba untuk menjatuhkan orang lain yang lebih baik dari mereka. (Kepiting dalam bahasa bima, mbojo nya ialah Keu. "Lengana, ma nee teka na rabi ca'awa kandiha mboda wea").


Filosofi kepiting dalam ember ini tentunya menghasilkan hubungan yang tidak sehat dan tidak menguntungkan pihak mana pun. Memang ada kemungkinan orang yang melakukannya akan mendapatkan untung, tetapi apa yang dilakukannya tidak memiliki jaminan akan bertahan lama. Hal ini dikarenakan apa yang ingin dilakukan didasari dengan niatan yang tidak baik.


Ketakutan akan kekalahan, malu jika merasa sendirian, tuntutan dari pengharapan orang-orang, harga diri yang rendah, perasaan iri akan pencapaian, gengsi akan kegagalan, menjadi beberapa faktor penyebab terjadinya teori kepiting dalam ember. Hingga apa yang dihasilkan karena hal ini pun tidak murni karena ingin mencapai keberhasilan, tetapi dikarenakan ingin menjatuhkan lawan. Ironinya, tak melulu tentang lawan, tetapi juga kawan.


Mari sejenak kita saling bermuhasabah, merenungi. Dengan sumber daya yang ada. Kita Wujudkan Rabangodu Selatan Dari Rapuh Menjadi Solid: Mencapai Kekokohan Dalam Design Politik (Design Politik ialah Ideopolstratak, bahasa yang saya Sederhana kan agar semua dapat memahaminya).

 

Rabangodu Selatan Dari Rapuh Menjadi Solid

“Mencapai Kekokohan Dalam Design Politik”

 

1. Menavigasikan perjalanan dari design politik dari rapuh ke desain yang solid.

Menavigasikan perjalanan dari design politik rapuh ke desain solid. Jalur dari rapuh menuju solid adalah perjalanan transformatif yang ditandai dengan serangkaian keputusan bijaksana, penyempurnaan terus-menerus, dan upaya keras untuk mencapai ketahanan. Rancangan yang kokoh adalah keadaan harmonis di mana suatu keterwakilan/Produk atau sistem tidak hanya menjalankan fungsi yang diharapkan dengan sempurna namun juga mampu menghadapi tantangan yang tidak terduga, sehingga menunjukkan ketahanan dan umur panjang. Mencapai tingkat soliditas dalam desain politik bukanlah hal yang mudah, dan memerlukan pendekatan sosio-politik-ekonomi holistik yang mencakup berbagai perspektif dan prinsip. Mari selidiki seluk-beluk perjalanan ini dan jelajahi wawasan dari berbagai sudut pandang.


2. Meyakini Kekokohan dalam Desain Politik Sangatlah Penting.

Dalam bidang desain politik yang rumit, pentingnya kekokohan tidak bisa dilebih-lebihkan. Ia berfungsi sebagai tulang punggung, pahlawan tanpa tanda jasa yang mengubah kerapuhan menjadi soliditas. Desain yang kuat adalah kunci utama yang memastikan kemampuan sebuah Ideopolstratak untuk bertahan menghadapi tantangan tak terduga yang menghadangnya. Dari sudut pandang fungsionalitas, ketahanan adalah perisai terhadap keausan waktu dan sifat kekuatan eksternal yang berubah-ubah. Ini adalah kunci ketahanan, sebuah polis asuransi untuk keefektifan desain politik yang bertahan lama.*


Penulis:

Arief Rachman (Pemuda Rabangodu Selatan)


Editor:

(m/NI)

×
Berita Terbaru Update