Wayan Ketua Forum Aliansi Masyarakat Bergerak Desa Kabul (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, JAKARTA-Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang menjadi ajang demokrasi yang dinanti-nantikan oleh seluruh masyarakat NTB. Proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur ini semakin mendekat, mengundang antusiasme dan perhatian dari berbagai kalangan.
Beberapa nama bakal calon Gubernur NTB sudah mulai mencuat dan semakin intens dalam berinteraksi dengan masyarakat. Mereka adalah Dr. Zulkieflimansyah, yang menjabat sebagai gubernur NTB periode 2018-2023; Muhamad Iqbal, mantan Dubes RI untuk Turki 2019-2023; H. Lalu Fathul Bahri, Bupati Lombok Tengah periode 2021-2025; H. Muh. Suhaili FT, Bupati Lombok Tengah periode 2010-2015; Dr. Hj. Siti Rohmi Djalillah, Wakil Gubernur NTB periode 2018-2023; dan Dr. Ir. H. Musyafirin, Bupati Sumbawa periode 2021-2023.
Nama-nama tersebut merupakan putra-putri terbaik NTB dengan rekam jejak yang sangat bagus. Masing-masing calon memiliki track record yang dapat membantu masyarakat mempertimbangkan segala aspek sebelum memberikan hak pilih mereka. Hal ini penting untuk mewujudkan pemimpin yang sesuai harapan masyarakat.
Namun, hingga kini, belum ada kejelasan mengenai siapa yang akan berpasangan dengan siapa. Hal ini menjadi teka-teki yang cukup panjang dan menguras energi dalam mengikuti perkembangan politik setiap harinya. Masyarakat NTB menilai bahwa Pilkada kali ini diwarnai dengan tarik ulur bakal calon serta drama politik yang terus bergulir.
Untuk itu, masyarakat NTB harus menguji ide, gagasan, serta visi dan misi para bakal calon gubernur. Ini penting agar masyarakat mengetahui arah masa depan NTB. Bagaimana mengentaskan kemiskinan di NTB? Bagaimana cara membangun NTB yang lebih baik? Hal-hal ini harus jelas dalam visi dan misi para calon, bukan hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada kemaslahatan masyarakat.
Saat teka-teki dan drama politik ini berlangsung, masyarakat disuguhi dengan baliho-baliho yang terpajang di setiap sudut kota dan sepanjang jalan raya. Sayangnya, keberadaan baliho ini sering kali menjadi sampah visual yang tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat. Harapannya, pesta demokrasi ini dapat berlangsung tanpa politik uang (money politics) yang bisa mencederai demokrasi itu sendiri, sehingga kompetisi berjalan secara bersih tanpa pelanggaran pemilu termasuk bentrok antar pendukung.
Masyarakat NTB berharap bahwa Pilkada 2024 bisa melahirkan pemimpin yang benar-benar peduli terhadap kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pemimpin yang tepat, NTB diharapkan bisa maju lebih pesat dan menjadi daerah yang lebih sejahtera bagi seluruh warganya.*
Penulis:
Wayan (Ketua Forum Aliansi Masyarakat Bergerak Desa Kabul)
Editor:
(m/NI)