Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ismail Haniyeh Tewas, Hamas Ancam Balas Dendam Perang ke Yerusalem

Rabu, 31 Juli 2024 | Juli 31, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-31T07:16:05Z


Narasi Indonesia.com, Jakarta - Kelompok milisi penguasa Gaza Palestina, Hamas, melontarkan ancaman kepada Israel setelah Negeri Zionis itu dituding melakukan pembunuhan terhadap pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran, pada Rabu (31/7/2024). Ini terkait dengan perang yang masih membara antara Hamas dan Israel di Gaza.


Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menggambarkan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh sebagai eskalasi yang serius. Ia mengancam akan terus melebarkan perang dengan Israel, yang saat ini sebenarnya sedang berupaya untuk dinegosiasikan.


"Hamas akan melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem. Kami siap membayar berbagai harga untuk melakukannya," ujar Abu Zuhri menurut laporan media lokal yang dikutip Al Jazeera.


Hal serupa juga disampaikan Anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzook. Ia telah melabeli aksi Tel Aviv ini sebagai aksi pengecut.


"Pembunuhan yang 'pengecut' terhadap Ismail Haniyeh tidak akan dibiarkan begitu saja," ujarnya seperti dikutip Iran News.


Pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang serangan itu. Di sisi lain, pemerintah AS, selaku sekutu terkuat di Israel yang juga melabeli Hamas kelompok teroris, mengaku telah mengetahui informasi terkait kematian Haniyeh namun enggan juga berkomentar.


Haniyeh menjadi Kepala Biro Politik Hamas sejak 2017. Sebelumnya, ia sempat menjadi Kepala Hamas di Jalur Gaza serta sempat menjadi Perdana Menteri (PM) Palestina.


Ia merupakan figur tertinggi dalam kelompok Hamas dan menjadi tokoh sentral dalam upaya perdamaian di Timur Tengah. Ia diketahui sering berada di luar Gaza untuk menghindari serangan dan blokade yang dilakukan oleh Israel, sembari menjalankan komunikasi dengan beberapa mitra Hamas seperti Qatar dan Iran.


Selama bertahun-tahun, ia berpartisipasi dalam perundingan damai dengan mantan Presiden AS Jimmy Carter. Ia juga bertemu dengan para pemimpin dunia lainnya termasuk Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, dan diplomat China Wang Kejian awal tahun ini.


Pada bulan April, serangan udara Israel menewaskan tiga putra Haniyeh dan empat cucunya. Pada saat itu, Haniyeh, yang tinggal di Qatar, bersikeras kematian mereka tidak akan memengaruhi gencatan senjata dan perundingan penyanderaan yang sedang berlangsung.


"IDF (angkatan bersenjata Israel) melakukan serangan terarah di Beirut terhadap komandan yang bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak di Majdal Shams dan pembunuhan sejumlah warga sipil Israel lainnya," kata militer dalam sebuah pernyataan.


"Jet tempur angkatan udara Israel menghabisi komandan militer paling senior organisasi teroris Hizbullah dan kepala unit strategisnya, Fuad Shukr, di wilayah Beirut," tambah IDF lagi.


Sementara itu, seruan bagi warga Palestina untuk bergerak atas tewasnya Haniyeh mulai beredar di kalangan warga. Hal ini tampak dari pantauan CNN terhadap siaran TV Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas


"Seruan bagi warga Palestina untuk melakukan protes umum telah muncul setelah berita kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh," demikian dilaporkan televisi itu.


Kejadian ini menambah kekhawatiran global akan perang yang semakin melebar di Timur Tengah. Peristiwa ini terjadi di tengah laporan Israel menyerang benteng Hizbullah di Beirut Selatan dan menewaskan komandan senior kelompok itu kemarin.*


Sumber: (CNBC Indonesia)

×
Berita Terbaru Update