Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Khazanah Manuskrip Sasak Dikaji Profesor Dari Belanda

Sabtu, 13 Juli 2024 | Juli 13, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-14T05:56:48Z


 

Narasi Indonesia.com, Mataram- Dalam rangka perlindungan cagar budaya dan pemajuan kebudayaan, Museum Negeri NTB menggelar 'Dialog Museum', pada Kamis, (11/7/24).

 

Dialog bertajuk "Khazanah Sastra, Tata Negara dan Sosio Budaya Manuskrip Sasak" ini menghadirkan tiga narasumber yaitu, DREAMSEA (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia), Prof. Dr. Dick van der Meij, Pengrakse Majelis Adat Sasak, Dr. H. L. Sajim Sastrawan, dan Dosen Prodi PMI FDK UIN Mataram, Muhammadun, Ph. D.

 

Dialog ini dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari perwakilan komunitas kebudayaan serta budayawan, akademisi, mahasiswa dan masyarakat umum.

 

Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam menyampaikan bahwa kegiatan dialog ini merupakan upaya pihaknya untuk membangun interaksi kebudayaan di kalangan masyarakat.

 

Menurutnya, dialog ini mencerminkan komitmen bersama untuk melestarikan budaya dan membangun dialektika kebudayaan sebagai proses penghargaan terhadap warisan budaya.

 

"Kita berharap bahwa dialog ini akan menjadi awal kolaborasi yang lebih erat antara museum dan masyarakat untuk memperkuat pengetahuan tentang warisan budaya kita", tuturnya.

 

Dengan begitu, melalui refleksi ini Ia berharap dapat menambah wawasan dan khazanah kebudayaan tentang manuskrip yang ada di NTB.

 

"Kami harap dialog ini dapat memberikan pengetahuan terkait dengan manuskrip kita", harapnya.

 

Hal senada juga disampaikan Kasi Pengkajian dan Perawatan, Aulia Rahman Adiputra yang juga sebagai panitia penyelenggara, bahwa dialog ini merupakan upaya pihaknya untuk memberikan pengetahuan tentang dinamika perkembangan kebudayaan di masyarakat.

 

"Jadi maksud kami untuk adakan dialog ini yaitu untuk mendiskusikan tema-tema yang aktual dan selaras dengan perkembangan museum saat ini", katanya.

 

Sementara itu, DREAMSEA (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia), Prof. Dr. Dick van der Meij, menyampaikan terima kasih kepada museum NTB yang telah mengundangnya untuk mengisi dialog tersebut.

 

Ia mengatakan bahwa studi naskah sebagai benda dan juga teks yang ada di naskah merupakan kedua unsur yang sangat penting.

 

Sehingga perlu adanya pemahaman tentang ciri khas dan kebagusan dari benda-benda kebudayaan itu sendiri.

 

"Kalo kita terjun di dunia naskah dan terutama teks yang ada di naskah, itu kita harus mulai dulu dengan study naskah sebagai benda, atau kita mulai dengan teks yang ada di naskah. Kedua duanya sama pentingnya", katanya.


Editor:

(m/NI)

×
Berita Terbaru Update