Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Rusia-NATO di Ambang Perang Besar, 'Boneka Putin' Beri Ultimatum Baru

Selasa, 16 Juli 2024 | Juli 16, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-17T01:25:01Z


Narasi Indonesia.com, Jakarta - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyatakan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO akan menjadi ancaman serius bagi Rusia dan bisa memicu perang besar.


Pernyataan ini muncul setelah pertemuan puncak NATO minggu lalu di mana para pemimpin aliansi tersebut berjanji untuk mendukung Ukraina menuju integrasi penuh dengan NATO, meskipun belum menentukan kapan keanggotaan tersebut akan terwujud.


Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menyampaikan kepada media Argumenty I Fakty bahwa langkah tersebut akan mengancam keamanan Moskow secara langsung.


"Ini, pada dasarnya, adalah ancaman serius - meskipun dengan penundaan," kata Medvedev dalam wawancara yang dipublikasikan pada Rabu (17/7/2024), sebagaimana dikutip dari Reuters.


"Tindakan yang diambil oleh musuh-musuh Rusia selama bertahun-tahun, memperluas aliansi ... membawa NATO ke titik tanpa kembali."


Mantan presiden yang oleh pihak Barat kerap disebut sebagai 'Boneka Putin' itu menekankan bahwa Rusia tidak mengancam NATO, tetapi akan merespons upaya aliansi tersebut untuk memperluas pengaruhnya.


"Makin banyak upaya semacam itu, semakin keras tanggapan kami," tambahnya. "Apakah ini akan menghancurkan planet ini menjadi berkeping-keping sepenuhnya tergantung pada kehati-hatian pihak NATO."


Selama masa kepresidenannya dari 2008-2012, Medvedev dikenal sebagai pembaharu pro-Barat, namun kini ia menjadi salah satu tokoh keras di Kremlin, memperingatkan bahwa persenjataan yang diberikan AS dan sekutunya kepada Ukraina dapat memicu "kiamat nuklir."


Medvedev juga menegaskan kembali pandangan Moskow bahwa penunjukan Mark Rutte sebagai kepala NATO tidak akan mengubah sikap aliansi tersebut. "Bagi Rusia, tidak ada yang akan berubah, karena keputusan kunci dibuat oleh satu negara - Amerika Serikat," katanya.


NATO dibentuk setelah Perang Dunia Kedua sebagai benteng pertahanan terhadap invasi Soviet yang ditakuti ke Eropa Barat, namun penambahan negara-negara Eropa Timur berikutnya dianggap oleh Kremlin sebagai tindakan agresi.


Ketegangan ini meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, dan komentar Medvedev ini menyoroti pandangan Rusia yang melihat ekspansi NATO sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka.*


Sumber: (CNBC Indonesia)

×
Berita Terbaru Update