Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kacamata Perkembangan AI Diera Pendidikan Gen Z: Adaptasi atau Mati

Senin, 02 September 2024 | September 02, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-02T11:37:25Z


Narasi Indonesia.com, Malang - Kemudahan melakukan kegiatan menggunakan Artificial Intelligence (AI) bukanlah hal asing lagi ditelinga, menurut pendapat Knight dan Rich dengan Simon Artificial Intelligence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang mengamati upaya membangun komputer sebagai sesuatu yang dapat dilakukan manusia, bahkan lebih baik dari itu. Berkembangnya AI ini memiliki kontribusi yang cukup signifikan di dunia.


Artificial Intelligence (AI) saat ini memang berkembang pesat, semua aktivitas dapat dilakukan menggunakan teknologi. Mulai dari hal ekonomi, bisnis, pendidikan, komunikasi dan sosial dapat dilakukan dengan mudah, dalam dunia pendidikan teknologi memiliki kontribusi dan peran penting. Tak heran jika manusia sekarang condong bergantung pada penggunaan AI, apalagi para pelajar memiliki akses kemudahan dalam belajar justru menjadikan AI sebagai tantangan baru.


Sebagai pelajar Era Gen Z kita akan dihadapkan pada dua pilihan mengenai perkembangan AI (beradaptasi atau mati). Ketika AI semakin berkembang luas, pelajar akan memiliki banyak tantangan baru akibat adanya AI, seperti; emosional yang tidak terkendali, sikap individualisme dan menurunnya sikap sosial. Namun dibalik dampak buruk tersebut, AI juga memiliki sisi positif seperti akses kemudahan dalam belajar, mungkin saat ini metode pembelajaran perlu diubah, karena Gen Z membutuhkan suatu inovasi baru untuk membangun semangat mengenyam pendidikan (seperti penggunaan AI dalam pembelajaran).


Dalam dunia pendidikan Artificial Intelligence (AI) merupakan sebuah tantangan baru, karena keberadaan AI di dunia pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan yang seimbang. Kelebihan AI dalam dunia pendidikan adalah merujuk pada penggunaan teknologi dan algoritma, sehingga metode pembelajaran menjadi lebih mudah, cara akses belajar menjadi lebih mudah dan tidak terhalang oleh jarak, karena dapat diakses di manapun dan kapanpun. Sehingga pelajar memiliki banyak referensi untuk menambah wawasan dan dapat mengembangkan potensi minat dan bakatnya. 


Berkat adanya AI media pembelajaran pun menjadi lebih bervariatif,  banyak platform pembelajaran seperti Google classroom,  Quizlet, Canva dan banyak lainnya. sehingga dapat memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar, seperti menggali informasi baru, menambah wawasan, mengeksplor beberapa hal asing yang belum dimengerti.


Namun di balik kemudahan penggunaan AI tersebut, justru dapat menjadi boomerang bagi pelajar Gen Z jika disalahgunakan. Karena pelajar Gen Z cenderung melakukan perbuatan sesaat tanpa memikirkan hal ke depannya, sehingga dapat memicu penyalahgunaan AI yang menyebabkan banyaknya kasus kenakalan remaja, seperti bullying melalui media online, cyber crime, dan banyak lainnya. Padahal kita ketahui menghilangkan jejak media yang negative akibat kenakalan remaja bukanlah hal yang mudah, yang justru akan berdampak negatif bagi korban.


Menurut kasus berita antara new kalsel menyebutkan bahwa 2 siswa sekolah menengah di Florida, Amerika Serikat (AS)  ditangkap dan didakwa dengan tindak pidana Tingkat 3, karena diduga menciptakan gambar telanjang palsu teman sekelas mereka dari  Artificial Intelligence (AI) “deepfake”. Dalam kasus tersebut juga termasuk kasus bullying dan itu adalah hal yang sangat tidak baik dilakukan oleh pelajar pada Gen Z, karena penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) ini sangat merugikan semua pihak jika disalahgunakan.


Kekurangan Artificial Intelligence  (AI) lainnya adalah kemampuan yang bergantungan pada AI, hal ini mengakibatkan kemampuan analisa dan berpikir kritis yang dimiliki pelajar Gen Z menjadi lemah. Ketergantungan pada AI juga dapat menyebabkan kehilangan keterampilan esensial serta kemandirian dalam memecahkan masalah. Selain itu platform game online juga dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan, bahkan juga berpengaruh pada kesehatan emosional, menurunnya sikap inovasi dan kreativitas pada seseorang.


Jadi mengapa Artificial Intelligence  (AI) merupakan tantangan baru bagi pelajar Gen Z? karena penggunaan AI perlu dilakukan secara hati-hati, sebab banyak sekali efek yang akan terjadi kedepannya terkait hal tersebut. Memang di zaman sekarang teknologi sangat berkembang pesat, namun memilah dan memilih terkait apa yang akan kita lakukan adalah hal yang wajib kita lakukan. 


Dengan adanya perkembangan AI mungkin pelajar akan dihadapkan oleh 2 pilihan (beradaptasi atau mati). Karena seiring berjalannya waktu AI akan berkembang pesat, bahkan secara tidak langsung dan berangsur-angsur dapat menggantikan tenaga manusia. Jadi kita sebagai pelajar harus bisa beradaptasi, bermain logika, insting dan akal  yang kuat untuk menghadapi dan menyiasati AI. Walaupun memang tenaga manusia tidak akan bisa tergantikan oleh AI, jangan sampai kita sebagai pelajar malah enggan belajar bermain insting dan logika, karena hanya akan menyia-nyiakan apa anugrah tuhan yang telah diberikan pada manusia yaitu (akal). 


Namun apakah kita akan mati untuk mengahadapi AI? Tentu tidak, kita sebagai pelajar tidak boleh diam di era perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang semakin marak. Yaa, memang benar AI memiliki banyak hal positif, tapi kita juga perlu berhati hati dalam menanggapi jangan sampai kita ketergantungan terhadap Artificial Intelligence.


Di sini saya sebagai penulis ingin mengajak teman-teman untuk beradaptasi terhadap tantangan baru mengenai perkembangan AI ini. Stop penyalahgunaan AI, jadikan tantangan AI sebagai peluang untuk mengembangkan minat, bakat, kreativitas, dan inovasi diri.*


Penulis:

Shofiya Apriliana (SMK PGRI KASEMBON MALANG)


Editor:

(m/NI)

×
Berita Terbaru Update