Narasi Indonesia.com, Jakarta - Israel serang Lebanon kini jadi topik yang banyak diberitakan, namun belum banyak orang yang mengetahui apa alasan Negeri Yahudi melancarkan serangan ke Beirut.
Belum lama ini, militer Israel kembali melancarkan serangkaian serangan udara ke Lebanon yang membuat ratusan warga sipil tewas, banyak yang terluka dan ribuan lainnya mengungsi saat mereka berjuang mencari tempat aman untuk membawa keluarga mereka. Serangan pertama Israel terhadap Lebanon dilaporkan pada hari Senin (23/9/2024) pukul 6:30 pagi, menghantam daerah tak berpenghuni dekat Byblos, utara Beirut, dikutip pada laman resmi sindonews.com.
Dalam pemetaan satelit yang diliput Al Jazeera, menunjukkan serangan terjadi di seluruh Lebanon, dengan konsentrasi tertinggi di selatan dan Lembah Bekaa, tempat pengaruh Hizbullah dianggap paling kuat. Sebelum serangan tersebut, dilaporkan ada sekitar 80.000 panggilan telepon dari tentara Israel kepada warga Lebanon. Hasilnya adalah kepanikan, kekacauan dan kemacetan, dengan jalan pesisir utama menuju ibu kota, Beirut, macet selama beberapa kilometer karena penduduk mencoba melarikan diri dari serangan yang akan datang.
Tentara Israel mengatakan mereka menyerang lebih dari 1.000 target di Lebanon. Namun sebenarnya, apa tujuan dari Tel Aviv melancarkan serangan demi serangan? Sebenarnya ini masih berkaitan dengan Hizbullah, kelompok milisi yang bermarkas di negara tersebut. Menurut BBC, Hizbullah adalah partai politik dan kelompok bersenjata Muslim Syiah yang mempunyai pengaruh yang signifikan di parlemen dan pemerintahan Lebanon, dan mengendalikan kekuatan bersenjata paling kuat di negara tersebut.
Alasan Israel Serang Lebanon Israel mengklaim jika serangan mereka ke Lebanon adalah untuk mengincar benteng pertahanan Hizbullah atau fasilitas militer yang ditempatkan di rumah-rumah penduduk. Pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pengerahan kembali “pasukan, sumber daya dan energi” ke wilayah utara dan Hizbullah saat perang memasuki “fase baru”, yang tampaknya menyiratkan bahwa perang di Gaza telah berakhir.
Menurut Gallant, ini adalah bagian dari upaya untuk memulangkan 65.000 warga Israel yang telah diperintahkannya untuk dievakuasi pada hari-hari awal konflik untuk mengantisipasi serangan Hizbullah terhadap rumah mereka di dekat perbatasan Lebanon. Serangan besar Hizbullah itu tidak pernah terjadi, tetapi Israel dan Hizbullah telah melakukan baku tembak di perbatasan selatan Lebanon sejak Oktober 2023.
Hizbullah telah berjanji akan terus melancarkan serangan hingga Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan sekutu kelompok itu, Hamas, di Gaza. Israel telah melancarkan pertempurannya dengan kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah sebagai bagian dari pertempuran yang lebih luas melawan Iran.*