Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Media Asing Tiba-Tiba Sorot Bali, Ada Apa?

Selasa, 10 September 2024 | September 10, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-10T17:29:52Z


Narasi Indonesia.com, Jakarta - Bali kembali menjadi sorotan sejumlah media dunia. Kali ini, Pulau Dewata disoroti lantaran adanya aturan pembatasan pembangunan hotel baru di wilayah wisata itu.


Media asal Inggris The Guardians melaporkan bahwa pembatasan ini dilakukan untuk menghindari pembangunan dan pariwisata berlebihan di Bali, yang tumbuh pesat sejak Pandemi Covid-19 berakhir. Selain hotel, moratorium pembangunan juga diterapkan untuk pembangunan villa dan klub malam baru.


"Pariwisata telah bangkit kembali di Bali setelah pandemi Covid, tetapi ada kekhawatiran yang berkembang tentang tekanan yang diberikan pengunjung terhadap infrastruktur, lingkungan, dan budaya setempat," lapor Guardian dalam artikel berjudul 'Indonesia Puts Moratorium on New Bali Hotels Amid Overtourism Fears', Senin (10/9/2024), dikutip pada lan resmi CNBC Indonesia.


Hal yang sama juga dilaporkan media Amerika Serikat, CNN International. Dalam pemberitaan berjudul 'Bali Considering A Ban on New Hotels Amid Overtourism Struggles', kantor berita yang berbasis di Atlanta itu mengutip pernyataan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terkait adanya 200.000 orang asing yang kini tinggal di Bali.


“Angka ini berkontribusi terhadap berbagai masalah seperti kejahatan, pembangunan yang berlebihan, dan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan," tulis laman itu.


"Angka pemerintah menunjukkan 2,9 juta pengunjung asing tiba melalui bandara Bali pada paruh pertama tahun ini, yang merupakan 65% dari total kedatangan orang asing di Indonesia melalui udara. Ada 541 hotel di Bali tahun lalu, naik dari 507 pada tahun 2019," muatnya lagi.


"Nanti kita lihat (berapa lama moratorium berlaku). Bisa lima tahun, bisa 10 tahun. Itu tergantung pada evaluasi," timpal pernyataan Luhut yang dilaporkan CNN International lagi.


Sementara itu, media asal Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), juga mengabarkan bahwa moratorium ini berjalan setelah Plt Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengidentifikasi empat daerah sibuk di pulau itu yang pembangunannya akan ditangguhkan. Keempat daerah itu adalah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.


"Kita perlu mengelola proses perizinan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa sawah tidak diubah menjadi vila. Perilaku tidak pantas dari beberapa wisatawan asing merupakan bagian dari alasan di balik usulan ini," lapor SCMP mengutip Mahendra Jaya dalam pemberitaan berjudul, 'Indonesia to Ban Construction of Hotels, Villas in Bali to Tackle Overdevelopment'.


Lebih lanjut, SCMP juga mengulas pernyataan Direktur Eksekutif Walhi Bali, Made Krisna Dinata, yang mengatakan diskusi seputar moratorium pembangunan hotel dan vila di Bali seharusnya sudah terjadi sejak lama. Saat ini muncul sejumlah dampak yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap lingkungan di Pulau Dewata.


"Bali sekarang sudah terlalu banyak dibangun. Pariwisata telah menyebabkan kerusakan yang signifikan di Bali. Indikator paling jelas dari hal ini adalah banyaknya ruang terbuka hijau yang kini telah diubah menjadi bangunan," tuturnya.*

×
Berita Terbaru Update