Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Amerika Serikat Perluas Sanksi terhadap 'Armada Hantu' Tanker Minyak Iran

Sabtu, 12 Oktober 2024 | Oktober 12, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-12T20:17:00Z


Narasi Indonesia.com, Jakarta - Amerika Serikat pada Jumat (11/10) memperluas sanksi terhadap sektor minyak dan petrokimia Iran sebagai respons terhadap serangan rudal Iran ke Israel, menurut pernyataan pemerintahan Presiden Joe Biden.

Tindakan Washington tersebut merambah ke sektor minyak dan petrokimia, yang dimasukkan dalam perintah eksekutif yang menargetkan sektor-sektor utama ekonomi Iran. Langkah tersebut merupakan upaya menghalangi Iran mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk mendukung program nuklir dan rudal mereka, dikutip pada laman resmi voaindonesia.com.

"Pengumuman hari ini juga mencakup tindakan terhadap 'Armada Hantu' yang mengangkut minyak ilegal Iran ke pembeli di seluruh dunia," kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional, dalam sebuah pernyataan. "Langkah-langkah ini akan lebih lanjut membatasi sumber daya keuangan Iran yang digunakan untuk mendukung program rudal mereka, dan memberikan dukungan kepada kelompok teroris yang mengancam Amerika Serikat, sekutunya, dan mitranya,” lanjutnya.
Israel berjanji untuk menanggapi serangan rudal Iran pada 1 Oktober, yang diluncurkan sebagai balasan atas serangan Israel di Lebanon dan Gaza serta pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran.

Departemen Keuangan Amerika Serikat kini dapat "memberikan sanksi kepada siapa pun yang bertekad beroperasi di sektor minyak dan petrokimia ekonomi Iran," katanya dalam sebuah pernyataan.

Biden menekankan bahwa Israel sebaiknya mencari alternatif selain menyerang ladang minyak Iran. Sementara itu, negara-negara Teluk melobi Washington untuk mencegah Israel menyerang blok minyak karena khawatir fasilitas mereka bisa juga dapat menjadi sasaran serangan oleh proksi Teheran jika konflik semakin meningkat, menurut tiga sumber dari kawasan Teluk yang berbicara kepada Reuters.

Departemen Keuangan juga mengumumkan penunjukan 16 entitas dan identifikasi 17 kapal sebagai properti yang dilarang, karena keterlibatan mereka dalam pengiriman produk minyak dan petrokimia yang mendukung Perusahaan Minyak Nasional Iran.

Bersamaan dengan itu, Departemen Luar Negeri mengambil langkah-langkah penghentian aliran uang ke program senjata Iran dan dukungan untuk "proksi dan mitra teroris."

Departemen tersebut menjatuhkan sanksi kepada enam entitas yang terlibat dalam perdagangan minyak Teheran dan juga melarang enam kapal tanker.

Ekspor minyak Iran meningkat selama masa pemerintah Biden, berkat kemampuan Iran untuk menghindari sanksi dan menjadikan China sebagai pembeli utama minyaknya.

Konsultan risiko Eurasia Group menyatakan pada Jumat (11/10) bahwa Amerika Serikat berpotensi mengurangi ekspor minyak Iran dengan memperketat penegakan sanksi yang telah diterapkan sebelumnya, seperti menggunakan pencitraan satelit untuk memantau kapal tanker yang mematikan transponder mereka agar tak dapat dilacak.*

(m/NI)

×
Berita Terbaru Update