Penulis, Abdul Karim Rahanar, S.H., M.H. (Tokoh Muda Kota Tual) |
Narasi Indonesia.com, Jakarta - Setelah debat kandidat calon Walikota Tual, media sosial penuh dengan narasi dari para pendukung masing-masing pasangan calon. Mereka mempromosikan keunggulan kandidat yang didukung, sebuah hal yang wajar sebagai bentuk loyalitas. Dukungan ini memberi nilai positif dalam kampanye politik karena menunjukkan seberapa besar para pendukung meyakini kemampuan kandidat yang mereka pilih. Namun, ada hal yang menarik perhatian: banyaknya narasi yang lebih menonjolkan sisi personal kandidat daripada membahas visi dan misi jangka panjang untuk membangun Kota Tual.
Narasi yang penuh pujian ini seharusnya tidak hanya menjadi ajang mempromosikan popularitas. Alih-alih, para pendukung perlu lebih mengedepankan pemaparan mengenai program unggulan dari tiap kandidat. Kampanye bukan hanya soal memenangkan satu kursi, tetapi soal menentukan arah kehidupan masyarakat selama lima tahun ke depan. Setiap pemilihan kepala daerah adalah bagian dari siklus pembangunan nasional, di mana sinergi dengan pemerintah pusat dan penyesuaian terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menjadi penting. Program yang tidak sesuai dengan RPJMN hanya akan menyulitkan pelaksanaan kebijakan dan penyelarasan pembangunan ke depan.
Kota Tual sendiri memiliki potensi besar yang perlu dikelola dengan cermat, mulai dari perikanan, pariwisata, hingga sumber daya alam. Potensi ini bisa menjadi modal utama dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan menjaga stabilitas ekonomi. Namun, tanpa program yang jelas dan implementasi yang terencana, potensi ini hanya akan menjadi sumber daya yang belum termanfaatkan optimal.
Pemerintah daerah memerlukan program padat karya yang dapat memperkuat ekonomi rakyat, khususnya bagi wilayah kepulauan seperti Tual. Program-program seperti ini tidak hanya memberdayakan masyarakat, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara langsung. Program padat karya juga membantu masyarakat mandiri secara ekonomi, mengurangi ketergantungan pada bantuan pemerintah, serta meningkatkan daya saing daerah.
Maka, pada para pendukung kandidat yang bertabur narasi di media sosial, ada baiknya turut menjadi corong informasi yang mencerdaskan. Alih-alih hanya mengagungkan kandidat, mereka dapat memperjelas visi, misi, dan program kerja yang diajukan oleh calon mereka. Hal ini akan membantu masyarakat Tual mendapatkan informasi yang lebih utuh tentang program-program yang akan diusung lima tahun ke depan, serta memastikan bahwa pembangunan berjalan sesuai kebutuhan dan potensi daerah.
Dengan demikian, semoga pesta demokrasi ini dapat menghadirkan pemimpin yang bukan hanya populer, tetapi juga kompeten dan memiliki rencana matang demi pembangunan Tual yang berkelanjutan.*
Penulis:
Abdul Karim Rahanar, S.H., M.H. (Tokoh Muda Kota Tual)
Editor:
(m/NI)