Narasi Indonesia.com, Jakarta - Pemerintah China buka suara soal kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dalam pemilihan umum 5 November. Hal ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.
Kepada AFP, Mao mengatakan China mengharapkan bisa 'hidup berdampingan secara damai' dengan AS. Ia juga menegaskan bahwa Beijing menghormati proses demokrasi yang terjadi di Negeri Paman Sam.
"Kami akan terus mendekati dan menangani hubungan China-AS berdasarkan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan," ungkapnya, Rabu (6/11/2024), dikutip pada laman resmi CNBC Indonesia.
"Setelah hasil pemilu AS dirilis dan diumumkan secara resmi, kami akan menangani masalah terkait sesuai dengan praktik yang biasa," tambahnya ketika ditanya apakah Presiden China Xi Jinping akan menelepon Trump untuk memberi selamat kepadanya.
Trump secara resmi telah menyatakan dirinya unggul sebagai pemenang dalam kontestasi pemilu AS. Hal ini mendorong calon presiden dari Partai Republik itu untuk mengucapkan pidato kemenangan di depan para pendukungnya.
Dalam data terbaru Associated Press (AP), Trump telah mengamankan 267 suara electoral vote, selisih 3 lagi dari kemenangan. Namun dalam perhitungan yang masih berlangsung, Trump telah unggul di beberapa negara bagian, yang menjadikan peluangnya sebagai pemenang cukuplah tinggi dibanding pesaingnya, Kamala Harris.
Trump sendiri sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden AS pada 2017-2021. Di masa kepemimpinannya, Trump melancarkan perang dagang yang melelahkan dengan China. Ia mengenakan tarif yang sangat tinggi pada barang-barang asal Negeri Tirai Bambu dengan dasar praktik tidak adil oleh Beijing seperti pencurian teknologi AS dan manipulasi mata uang.
Meski sempat tidak menjabat, ketegangan tidak mereda di bawah penerusnya dari Partai Demokrat, Joe Biden. Biden di masa nya telah memberlakukan tarif baru yang tinggi pada kendaraan listrik, baterai EV, dan sel surya asal China.*