![]() |
Narasi Indonesia.com, Malang - Manajemen Arema FC berjanji untuk menyumbangkan 3% dari pendapatan tiket jika bermain di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kepada ahli waris korban Tragedi Kanjuruhan. Hal ini seiring proses revitalisasi stadion yang mulai rampung.
Stadion milik Pemerintah Kabupaten Malang itu direnovasi usai menelan 135 korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Kini, revitalisasi sudah mencapai 99,5%.
1. Bisa Dipakai
General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi mengakui, klub berkesempatan kembali menggunakan stadion yang baru usai proses renovasi selesai. Tapi sebelum resmi menggunakannya, ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
"Kami minta waktu dulu untuk survei. Nanti bareng-bareng dari pihak Kabupaten untuk survei, karena sebelum kami mengangkat perjanjian, atau sewa menyewa atau pengelolaan, tak harus lihat dulu keadaan di Kanjuruhan," ucap Inal, dikutip pada Rabu (8/1/2025), pada laman resmi Okezone.com.
Melihat segala proses persiapannya, tim kebanggaan masyarakat Malang ini baru bisa menggunakan Stadion Kanjuruhan, kemungkinan pada pertengahan Februari 2025. Itu artinya, Singo Edan baru bisa berkandang di Kanjuruhban ketika melawan PSM Makassar atau PSS Sleman.
"Perkiraan saya ya di Februari ketika lawan Bali United atau 17 Februari (lawan) PSM Makassar. Di Februari lah, tapi ternyata kalau proses ini cepat, misalkan penilaian ulang bisa cepat datang butuh 3-4 hari, ya bagus," kata Inal.
2. Alokasikan Pendapatan
Inal juga menjelaskan, manajemen akan mengalokasikan 3% pendapatan tiket yang terjual darı Stadion Kanjuruhan, untuk santunan rutin ke keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Besarnya nanti berapa pun total pendapatan bersih, akan dipotong 3% persen dan dibagi rata ke ahli waris dari 135 korban tewas.
Pemberian santunan ini akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Di mana, dana akan langsung dikirim melalui nomor rekening para ahli waris korban masing-masing.
"Ini adalah sebuah keputusan yang didasari itikad baik. Jadi terkait tragedi Kanjuruhan, tidak ada sebuah kepentingan atau tendensi khusus yang akan saya bicarakan murni bentuk kepedulian dan misi sosialnya Arema," tegas Inal.
"Sudah kami putuskan di 3%, santunan ini diberikan ke ahli waris keluarga 135 keluarga meninggal dunia, secara samarata dari berapa nominal yang didapat dibagi 135, ini sampai batas waktu yang belum ditentukan, bisa satu tahun, dua tahun, atau kapan saja," jelasnya.
3. Tervalidasi
Inal mengatakan, keputusan hanya memberi santunan kepada ahli waris korban tewas karena datanya sudah tervalidasi sejak awal. Ia pun meminta maaf lantaran berapa pun besaran uang santunan, tidak akan bisa menggantikan kesedihan atau kehilangan orang terkasih.
"Menjawab validitas, 135 angka yang diakui dan datanya valid, mungkin hal ini harus ada validasinya. Sementara yang kami terima validasi tentang korban itu ada 135 (orang)," tutur Inal.
"Jadi mungkin sekali lagi kami memohon maaf, bawa kami sadar uang tidak bisa menggantikan duka yang dialami keluarga korban, tapi keputusan ini diambil atas dasar empati kami ke keluarga korban Arema FC, dan sepenuhnya adalah satu jiwa," pungkasnya.*