Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Aktivis Pemuda Enrekang Soroti Penjualan Buku Biografi Kepala Kejaksaan ke Seluruh Desa

Jumat, 07 Februari 2025 | Februari 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-08T04:08:56Z


Narasi Indonesia.com, Enrekang – Aktivis pemuda Enrekang, Ciwang, menyoroti polemik penjualan buku biografi Kepala Kejaksaan Negeri Enrekang, Padeli, yang didistribusikan ke seluruh kepala desa di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.  


Menurut Ciwang, program ini tidak memiliki asas manfaat yang jelas bagi kepala desa maupun masyarakat setempat. Ia menilai bahwa kejaksaan seolah-olah memaksakan desa untuk membeli buku tersebut dengan harga yang bervariasi, yaitu Rp150.000 per buku untuk desa yang dipimpin oleh penjabat (PJ/PLT) dan Rp200.000 per buku untuk desa dengan kepala desa definitif. Setiap desa diwajibkan membeli 10 buku, sehingga total anggaran yang dikeluarkan berkisar antara Rp1.500.000 hingga Rp2.000.000.  


“Saya sangat tidak sepakat dengan program kejaksaan yang menganjurkan semua kepala desa di Enrekang untuk membeli buku ini. Selain harganya yang variatif, tidak ada kejelasan mengenai asas manfaat bagi desa dan masyarakat,” ujar Ciwang saat diwawancarai media, Jumat (07/02/2025).  


Ironisnya, lanjut Ciwang, Kejaksaan Enrekang juga tengah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh desa dari 12 kecamatan di Kabupaten Enrekang. Dalam proses tersebut, kepala kejaksaan menawarkan buku biografinya dengan dalih sebagai bahan bacaan di perpustakaan desa.  


“Tindakan ini seakan-akan memaksa setiap desa untuk membeli buku tersebut. Bahkan, bagi desa yang tidak membeli, dikirimkan surat, yang tentu menimbulkan tanda tanya besar,” tegasnya.  


Ia juga menambahkan bahwa posisi kejaksaan yang memiliki otoritas dalam penegakan hukum membuat para kepala desa merasa terpaksa mengikuti program ini.  


“Saya sangat yakin tidak ada kepala desa yang berani menolak, mengingat kejaksaan memiliki kedudukan yang kuat dalam penegakan hukum. Mereka pasti patuh,” lanjut Ciwang.  


Sebagai aktivis literasi, ia juga mempertanyakan ke mana hasil penjualan buku tersebut akan dialokasikan dan menilai bahwa kejaksaan seharusnya memberikan buku biografi itu secara cuma-cuma, bukan justru memperjualbelikannya kepada desa.  


“Tentu persoalan ini sangat tidak etis dilakukan oleh kejaksaan sebagai penegak hukum. Saya akan menggelar aksi demonstrasi pekan ini bersama aliansi pemuda untuk mempertanyakan kejelasan program buku biografi Padeli ini,” pungkasnya.*


(t/NI)

×
Berita Terbaru Update