Narasi Indonesia.com, Lombok- Kunjungan Kepala Dikbud NTB H Aidy Furqan bersama sejumlah kepala sekolah (kasek) SMK ke Turki terus mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Hal ini mengingat kegiatan tersebut dilakukan di masa pemberlakuan efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat.
Akademisi Universitas Mataram Dr Sadikin Amir menanyakan urgensi kepala Dikbud NTB dan kasek SMK ke Turki.
“Harus ada izin-nya, siapapun itu. Pejabat yang keluar negeri pakai dana pribadi saja dipersoalkan, apalagi kalau pakai dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan BPP (Biaya Penyelenggaraan Pendidikan),” ujarnya, dikutip pada laman resmi lombokpost.jawapost.com.
“Seandainya pakai dana BOS maka dia menggunakan dana APBN,” imbuh Sadikin.
Menurutnya, kunjungan ke luar negeri harus dilihat dari sisi biaya dan manfaat yang didapatkan.
“Kalau hanya untuk kerja sama bisa via zoom,” ucapnya.
Menurutnya, kunjungan ke luar negeri di tengah efisiensi anggaran harus jelas manfaat yang didapatkan.
“Jangan sampai ini malah menjadi pemborosan,” terangnya.
Ia menilai, pendidikan di NTB mulai mundur.
Siswa yang lolos di Universitas Mataram (Unram) di Kota Mataram melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) didominasi SMAN 1 Mataram, SMAN 2 Mataram, dan SMAN 5 Mataram.
“Sekolah lainnya belum bisa bersaing,” ujarnya.
Ia ingin kualitas pendidikan di NTB ditingkatkan dengan peta jalan yang jelas dan terukur.
Dalam jangka waktu 5 tahun, 10 tahun harus ada target yang dicapai.
“Jangan hanya menyelesaikan tugas rutin saja, tidak ada inovasi,” tuturnya.
Sebelumnya Anggota Komisi V DPRD NTB Made Slamet meminta Gubernur NTB melakukan evaluasi terhadap kepala Dikbud NTB dan sejumlah kasek SMK.
Karena jika ingin studi banding atau apapun namanya baiknya dilakukan di dalam negeri.
“Saya yakin kepala Dikbud NTB akan dievaluasi pak Gubernur,” pungkasnya.
Terpisah Sekdis Dikbud NTB Jaka Wahyana tidak tahu sama sekali jika kepala Dikbud NTB dan kasek SMK akan lawatan ke Turki.
“Saya ndak tahu,” tandasnya.*
